Niat itu jadi syarat utama sebelum bersuci. Maka hadits tentang niat perlu kita pelajari lebih dahulu.
Pertemuan #01
Fikih Ibadah – Bersuci
NIAT ITU PENTING
Hadits #01 dari Umdatul Ahkam karya Syaikh ‘Abdul Ghani Al-Maqdisi
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ – رضي الله عنه – قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: ((إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ: بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى , فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ , فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ , وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا , فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ)) .
النيةُ: القصدُ والعزمُ على الشيء.
Dari ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niat (an-niyyaat)—dalam riwayat lain dengan lafazh niyat—dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Niat adalah keinginan dan tekad melakukan sesuatu.
Kesimpulan penting dari hadits ini, niat itu syarat penting ketika seseorang bersuci.
Faedah Hadits
- Pentingnya niat dalam beramal, standar sahnya amal tergantung pada niat. Amalan bisa dibalas dengan pahala besar kalau niatnya benar.
- Perintah untuk ikhlas, cari ridha Allah, bukan cari ridha manusia.
- Bahaya beramal untuk cari dunia, harusnya amalan itu untuk mencari akhirat.
- Setiap orang itu berbeda-beda dalam niatnya dan ia akan dapatkan balasan dari yang ia niatkan.
- Bersuci itu butuh niat.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dengan sangat baik mengenai pokok Islam dan menyebutkan permisalan.
Referensi:
Tambihaat Al-Afham bi Syarh ‘Umdah Al-Ahkam. Cetakan kedua, Tahun 1436 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Muassasah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Al-Khairiyah.
—
Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 26 Syawal 1439 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com